tiba2 aku jadi kangen sama mamaku..
saat aku membaca puisi ini...
"a mother is the truest friend we have
when trials, heavy and sudden, fall upon us
when diversity takes the place of prosperity
when friends who rejoice with us in our sunshine, desert us
when troubles thicken around us, still will she cling to us
and endeavor by her kind precepts and counsels to dissipate the clouds of darkness
and cause peace to return to our hearts"
(washington irving)
banyak sekali yang bisa kuceritakan tentang sosok super woman yang tidak pernah lelah mengurus keenam anaknya, walaupun ditinggal suami bertahun2 untuk berlayar, menjaga anak2 sendirian, tanpa pembantu.. itulah mama.
Mama adalah manusia yang terpaksa dewasa diusia dini. karena pada umurnya yg baru 2 tahun, ia telah kehilangan ibu kandungnya. Pada saat beliau masih SD, mama harus merawat adik2nya dan membantu kakekku mengurus rumah juga memasak. Bayangkan, usia yang seharusnya dipakai untuk bermain, dan bermanja2 dengan orangtua, tapi diusia segitu..mama harus memikul beban yg begitu berat.
Mamaku sangat cerdas disekolah. Selesai SMA, ia lulus tes masuk kedokteran UNHAS. Tapi apa daya, kakekku yang hanya bekerja sebagai tukang pos tidak mampu membiayai sampai jenjang kuliah apalagi jurusan kedokteran yang membutuhkan biaya tidak sedikit. akhirnya adiknya (omku) lah yang berhasil menjadi dokter, karena pertimbangan kakekku bahwa anak laki2 memang harus sekolah tinggi, dengan sebagian biaya dibantu mama yang saat itu sudah menikah.
Mama menikah dengan Bapakku karena dijodohkan, ya seperti siti nurbaya. Bukti kesedihannya terlihat nyata dari foto2 pernikahannya yang masih tersimpan rapi sampai saat ini. Difoto itu mama selalu terlihat menunduk dan menyeka matanya. Sedangkan ayahku, menyeringai dengan gigi yang cling pepsodent, kontras sekali. Yang satu tekanan batin, yang satu girang bukan kepalang seperti habis menang lotere. Bagaimana tidak, mamaku cantik sekali dengan kulitnya yang putih bersih mulus, dan badan langsing, begitu banyak pria yang mengejarnya, tapi sialnya... eh ga ding pak...hihi maksudnya beruntungnya akhirnya mendapat suami seperti bapakku,,hihihihi
lagi lagi mama mengalah bersuamikan seorang yg tidak dicintainya, yang mengenalnya pun baru dipelaminan. Tapi mama tegar. Setelah menikah, ia pun kerap ditinggal karena Bapak bekerja sebagai pelaut. Tetap ia kuat. mengasuh semua anaknya sendiri, tanpa ada ibunya. tidak seperti aku yang sedikit2 pulang kebekasi kembali ke ketek mama kalau ada masalah. :p
Mama punya 6 anak, tapi semua diberinya kasih sayang yang sama. Semua diperhatikan sedetilnya. tidak ada yang dibedakan, semua dari kami dekat dengannya, layaknya sahabat. Kami bisa bercerita apa saja, mulai dari sekolah, guru, pacar, teman yang dibenci, apaa saja!
Saat waktunya kami semua kuliah, aku di UI depok, adiku juga di fkm UI, lalu adikku satu lagi di brawijaya malang, hampir setiap malam mama menelpon kami satu2 ke kos-an. Tiap malam.
Aku paling ingat saat2 itu, aku sampai malu dibilang anak mami oleh teman2 kos, karena betul2 setiap malam mamaku menelpon. u know what she asked? always d same thing, tadi gimana kuliahnya? udah makan blm?udah kunci pintu blm? udah solat blm? jgn lupa baca doa..
aku sampai hapal, dan begitu juga yang ia tanyakan pada adikku yg laki2. Bahkan saat adikku akhirnya diterima bekerja diperusahaan tambang di riau, dia bisa bertelpon ria dengan mama hingga 3 jam! jarang ada anak laki2 yang bisa bicara selama itu ditelpon.. dengan mamanya lagi!
Memang, kami semua dekat dgn mama. Sebegitu dekatnya hingga kadang2 terjadi konflik yang sangat tidak mengenakkan. terutama denganku. Aku sedih kalau membahas ini, karena perasaan berdosa dan aku memang ingin melupakan yg lalu2, ingin kembali menjadi anak mami yang manis dan penurut.
Mama orang yg gampang sekali menangis, ia sangat sensitif. Hingga kami seringkali minta maaf terhadap beliau, karena tidak sengaja membuatnya sedih. Apalagi dengan kondisi kesehatannya yang memburuk, jantungnya yang harus rutin di treadmill dan cek up 2 minggu sekali, ia jadi makin sering menangis. Aku lah pewaris tunggal kebiasaannya itu, hehe. tapi tentu saja berbeda dengan mamaku yang nangisnya karena tegar, kalau aku kan karena cengeng dan manja! hihi
Semua orang pasti memuja ibunya masing2, dan semua org pasti merasa ibunyalah yg paling pandai memasak... tapi tidak denganku..Masakan mamaku memang enak, tapi kurang bervariatif. Di meja makan kami, lauk yg PASTI ada setiap hari adalah Ikan Laut dan Ayam. ikan laut bisa bandeng, tongkol dan sejenisnya. Maklum sebagai orang makasar, itu sudah jadi makanan wajib. Ayam adl favorit kami semua. Setiap belanja mama borong 6 ekor ayam untuk persediaan seminggu. Dan itu semua diolah dengan tidak neko2 : direbus, bakar atau goreng dengan bumbu yg minim.
Tapi ketika aku kos, aku heran dgn masakan yg ada diwarteg. aku tidak pernah menjumpai pete, jengkol, usus, kulit melinjo ditumis dengan teri, kikil ditumis dng tahu, lalu ada juga sayur2an aneh bersantan (aku lupa namanya) yang pastinya tidak pernah terhidang dirumahku. Dan setelah mencicipi, aku malah suka semua masakan itu. sekarang aku sudah jadi ibu RT, aku kadang menghidangkan masakan2 itu, kalau saat mamaku datang sudah pasti cibirannya keluar semua haha
Tidak ada yang aku inginkan pada mama selain agar kesehatannya semakin membaik dan aku bisa membawanya naik haji (walaupun ibu sudah 2 kali ke baitullah, dan tentu saja dgn nangis bombaynya sebelum pergi) tapi mungkin akan lain rasanya kalau kami pergi bersama2 dengan cucu2nya..
Mamaku sayang.. walaupun sudah menikah begini aku tetap ditelpon mama TIAP HARI, tapi aku bersyukur dan sangat menikmati setiap kata2 yang keluar darimu...
walaupun Engkau sering memarahi aku saat anakku terjatuh ataupun kurusan sedikit, tapi aku tetap menginginkan begitu, aku slalu ingin dimarahi mama, aku tidak mau mama berhenti memarahi aku..
aku tidak ingin berhenti mendengar suaranya.... karena itu berarti...........dan aku tidak siap! aku tidak siap untuk tidak menerima telponnya lagi... aku tidak siap untuk tidak dimarahinya lagi, aku tidak siap kehilangan satu2nya orang yg paling aku cintai dimuka bumi ini...
Ya Allah beri kesehatan dan umur yang panjang pada Mama dan Bapakku, karuniai mereka kebahagiaan dunia maupun akhirat. Beri mereka Rahmat dan Hidayah-Mu, ya Allah, amin.
saat aku membaca puisi ini...
"a mother is the truest friend we have
when trials, heavy and sudden, fall upon us
when diversity takes the place of prosperity
when friends who rejoice with us in our sunshine, desert us
when troubles thicken around us, still will she cling to us
and endeavor by her kind precepts and counsels to dissipate the clouds of darkness
and cause peace to return to our hearts"
(washington irving)
banyak sekali yang bisa kuceritakan tentang sosok super woman yang tidak pernah lelah mengurus keenam anaknya, walaupun ditinggal suami bertahun2 untuk berlayar, menjaga anak2 sendirian, tanpa pembantu.. itulah mama.
Mama adalah manusia yang terpaksa dewasa diusia dini. karena pada umurnya yg baru 2 tahun, ia telah kehilangan ibu kandungnya. Pada saat beliau masih SD, mama harus merawat adik2nya dan membantu kakekku mengurus rumah juga memasak. Bayangkan, usia yang seharusnya dipakai untuk bermain, dan bermanja2 dengan orangtua, tapi diusia segitu..mama harus memikul beban yg begitu berat.
Mamaku sangat cerdas disekolah. Selesai SMA, ia lulus tes masuk kedokteran UNHAS. Tapi apa daya, kakekku yang hanya bekerja sebagai tukang pos tidak mampu membiayai sampai jenjang kuliah apalagi jurusan kedokteran yang membutuhkan biaya tidak sedikit. akhirnya adiknya (omku) lah yang berhasil menjadi dokter, karena pertimbangan kakekku bahwa anak laki2 memang harus sekolah tinggi, dengan sebagian biaya dibantu mama yang saat itu sudah menikah.
Mama menikah dengan Bapakku karena dijodohkan, ya seperti siti nurbaya. Bukti kesedihannya terlihat nyata dari foto2 pernikahannya yang masih tersimpan rapi sampai saat ini. Difoto itu mama selalu terlihat menunduk dan menyeka matanya. Sedangkan ayahku, menyeringai dengan gigi yang cling pepsodent, kontras sekali. Yang satu tekanan batin, yang satu girang bukan kepalang seperti habis menang lotere. Bagaimana tidak, mamaku cantik sekali dengan kulitnya yang putih bersih mulus, dan badan langsing, begitu banyak pria yang mengejarnya, tapi sialnya... eh ga ding pak...hihi maksudnya beruntungnya akhirnya mendapat suami seperti bapakku,,hihihihi
lagi lagi mama mengalah bersuamikan seorang yg tidak dicintainya, yang mengenalnya pun baru dipelaminan. Tapi mama tegar. Setelah menikah, ia pun kerap ditinggal karena Bapak bekerja sebagai pelaut. Tetap ia kuat. mengasuh semua anaknya sendiri, tanpa ada ibunya. tidak seperti aku yang sedikit2 pulang kebekasi kembali ke ketek mama kalau ada masalah. :p
Mama punya 6 anak, tapi semua diberinya kasih sayang yang sama. Semua diperhatikan sedetilnya. tidak ada yang dibedakan, semua dari kami dekat dengannya, layaknya sahabat. Kami bisa bercerita apa saja, mulai dari sekolah, guru, pacar, teman yang dibenci, apaa saja!
Saat waktunya kami semua kuliah, aku di UI depok, adiku juga di fkm UI, lalu adikku satu lagi di brawijaya malang, hampir setiap malam mama menelpon kami satu2 ke kos-an. Tiap malam.
Aku paling ingat saat2 itu, aku sampai malu dibilang anak mami oleh teman2 kos, karena betul2 setiap malam mamaku menelpon. u know what she asked? always d same thing, tadi gimana kuliahnya? udah makan blm?udah kunci pintu blm? udah solat blm? jgn lupa baca doa..
aku sampai hapal, dan begitu juga yang ia tanyakan pada adikku yg laki2. Bahkan saat adikku akhirnya diterima bekerja diperusahaan tambang di riau, dia bisa bertelpon ria dengan mama hingga 3 jam! jarang ada anak laki2 yang bisa bicara selama itu ditelpon.. dengan mamanya lagi!
Memang, kami semua dekat dgn mama. Sebegitu dekatnya hingga kadang2 terjadi konflik yang sangat tidak mengenakkan. terutama denganku. Aku sedih kalau membahas ini, karena perasaan berdosa dan aku memang ingin melupakan yg lalu2, ingin kembali menjadi anak mami yang manis dan penurut.
Mama orang yg gampang sekali menangis, ia sangat sensitif. Hingga kami seringkali minta maaf terhadap beliau, karena tidak sengaja membuatnya sedih. Apalagi dengan kondisi kesehatannya yang memburuk, jantungnya yang harus rutin di treadmill dan cek up 2 minggu sekali, ia jadi makin sering menangis. Aku lah pewaris tunggal kebiasaannya itu, hehe. tapi tentu saja berbeda dengan mamaku yang nangisnya karena tegar, kalau aku kan karena cengeng dan manja! hihi
Semua orang pasti memuja ibunya masing2, dan semua org pasti merasa ibunyalah yg paling pandai memasak... tapi tidak denganku..Masakan mamaku memang enak, tapi kurang bervariatif. Di meja makan kami, lauk yg PASTI ada setiap hari adalah Ikan Laut dan Ayam. ikan laut bisa bandeng, tongkol dan sejenisnya. Maklum sebagai orang makasar, itu sudah jadi makanan wajib. Ayam adl favorit kami semua. Setiap belanja mama borong 6 ekor ayam untuk persediaan seminggu. Dan itu semua diolah dengan tidak neko2 : direbus, bakar atau goreng dengan bumbu yg minim.
Tapi ketika aku kos, aku heran dgn masakan yg ada diwarteg. aku tidak pernah menjumpai pete, jengkol, usus, kulit melinjo ditumis dengan teri, kikil ditumis dng tahu, lalu ada juga sayur2an aneh bersantan (aku lupa namanya) yang pastinya tidak pernah terhidang dirumahku. Dan setelah mencicipi, aku malah suka semua masakan itu. sekarang aku sudah jadi ibu RT, aku kadang menghidangkan masakan2 itu, kalau saat mamaku datang sudah pasti cibirannya keluar semua haha
Tidak ada yang aku inginkan pada mama selain agar kesehatannya semakin membaik dan aku bisa membawanya naik haji (walaupun ibu sudah 2 kali ke baitullah, dan tentu saja dgn nangis bombaynya sebelum pergi) tapi mungkin akan lain rasanya kalau kami pergi bersama2 dengan cucu2nya..
Mamaku sayang.. walaupun sudah menikah begini aku tetap ditelpon mama TIAP HARI, tapi aku bersyukur dan sangat menikmati setiap kata2 yang keluar darimu...
walaupun Engkau sering memarahi aku saat anakku terjatuh ataupun kurusan sedikit, tapi aku tetap menginginkan begitu, aku slalu ingin dimarahi mama, aku tidak mau mama berhenti memarahi aku..
aku tidak ingin berhenti mendengar suaranya.... karena itu berarti...........dan aku tidak siap! aku tidak siap untuk tidak menerima telponnya lagi... aku tidak siap untuk tidak dimarahinya lagi, aku tidak siap kehilangan satu2nya orang yg paling aku cintai dimuka bumi ini...
Ya Allah beri kesehatan dan umur yang panjang pada Mama dan Bapakku, karuniai mereka kebahagiaan dunia maupun akhirat. Beri mereka Rahmat dan Hidayah-Mu, ya Allah, amin.
Komentar