yes, at this hour, i'm still completely awake! had insomnia n now i start to feel worry coz tomorrow gonna have an event where i take part as a committe. should be there at 7 AM!!
tidak tahu kenapa ni mata jadi belo begini disaat saya butuh istirahat dan bangun pagi.. *sigh* daripada melamun yang enggak2, better to write something..
saya ingin cerita tentang satu orang teman yang baru saya temui tadi siang. ia seorang wanita hebat, berjilbab panjang dan berdedikasi tinggi. apa hubungan jilbab panjang dengan dedikasi? tidak ada, hanya saya melihatnya dari segi kesetiaannya mengenakan pakaian seperti itu while godaan dari sana sini bertubi2 datang baik dari tv, lingkungan atau media lainnya.
jilbab panjang menurut saya sangat indah. meskipun hingga kini saya belum menggunakannya *jilbab saya semi-long :)* tapi saya selalu salut dan kagum dengan mereka yang bisa tetap istiqomah dan teguh hatinya berpakaian seperti itu. Mereka adalah pribadi2 yang mengutamakan Allah SWT diatas segalanya. mereka tidak peduli tatapan orang lain yang terkadang mencemooh dan melirik aneh. Mereka nyaman dengan dirinya, tahu apa yang diinginkan dan cara merealisasikannya.
saya kepingin seperti mereka. ingin berjilbab panjang sesuai syariat, mengenakan rok, membuang semua celana jeans saya, berhenti menggunakan make up, selalu memakai kaos kaki, dan bagi saya itu semua terlihat sangat chic, bersih dan very fashionable!
wajah2 mereka terlihat putih bersih dan bersinar. saya tidak lebay atau melebih2kan tapi memang auranya beda. berada didekat mereka, terasa damai dan tenang. entah kenapa..
alhamdulillah saya memiliki banyak teman seperti itu. bukan berarti saya tidak mau berteman dengan yang berjilbab pendek, tidak berjilbab pun saya temani dan bahkan beberapa sahabat saya adalah non muslim. namun, adakalanya saya merasa diri ini terperosok cukup jauh dan butuh tangan2 yang bisa menarik saya kembali.. itu saat ketika hati ini mulai terasa mengeras dan ingin ada yang melembutkannya, saya ingin diajak kembali mengingat akhirat.
kembali ke teman saya yang tadi. ia seorang ibu 2 putri. ia sosok yang biasa-biasa saja, tapi ia lah yang banyak membuat saya tertampar hebat dengan perilaku dan kata2nya. Tidak... ia tidak menyakiti saya.. justru ia menggugah saya menuju kebaikan.
saya heran kenapa ia mau menyebarkan undangan pengajian sendirian dengan menggendong anak, while ia bisa menyuruh satpam komplek atau tukang ojek?
kenapa ia mau bersusah payah membuat buletin masjid while kita bisa langganan buletin serupa di tukang koran.. kenapa ia rela keluar dari pekerjaannya disebuah hotel dengan gaji sangat memadai, dan lebih memilih berjualan baju muslim dan jilbab di pinggir jalan...
saya tidak habis pikir kenapa semua itu dilakukannya dengan senyum dan wajah yang tidak pernah terlihat letih.. ia begitu menikmati berbelanja baju dagangan ditanah abang sambil membawa si bayi yang masih ASI.. berpanas-panasan dan peluh tanpa ada keluh sedikitpun. ketika akhirnya saya bertanya... apa jawabannya?
bahwa semua yang dilakukan hanya untuk membuat Allah SWT senang dan mencintai dirinya...
ia menyebar undangan pengajian sendiri karena tidak ingin ada informasi yang terlewat oleh warga yang diundang. ia mau menulis buletin karena ingin berbagi sedikit ilmu dan pengetahuan yang ia miliki. ia keluar dari pekerjaan karena mereka melarangnya mengenakan pakaian muslimah.
pada akhirnya saya merasa sangat malu. dan iri padanya. ia begitu ikhlas mengerjakan hal-hal yang menurut saya berat. karena kecintaannya yang begitu besar kepada Sang Khalik, semua terasa ringan. belum lagi ibadahnya, tidak hanya solat wajib, solat sunah pun tidak pernah ketinggalan. Sedangkan saya.. apa yang sudah saya perbuat? padahal usia saya sudah lebuh dari seperempat abad, padahal saya yang lebih dulu berhijab, padahal saya rutin ikut ceramah dan taklim...
speechless... *dan jd tambah ga ngantuk..*
tidak tahu kenapa ni mata jadi belo begini disaat saya butuh istirahat dan bangun pagi.. *sigh* daripada melamun yang enggak2, better to write something..
saya ingin cerita tentang satu orang teman yang baru saya temui tadi siang. ia seorang wanita hebat, berjilbab panjang dan berdedikasi tinggi. apa hubungan jilbab panjang dengan dedikasi? tidak ada, hanya saya melihatnya dari segi kesetiaannya mengenakan pakaian seperti itu while godaan dari sana sini bertubi2 datang baik dari tv, lingkungan atau media lainnya.
jilbab panjang menurut saya sangat indah. meskipun hingga kini saya belum menggunakannya *jilbab saya semi-long :)* tapi saya selalu salut dan kagum dengan mereka yang bisa tetap istiqomah dan teguh hatinya berpakaian seperti itu. Mereka adalah pribadi2 yang mengutamakan Allah SWT diatas segalanya. mereka tidak peduli tatapan orang lain yang terkadang mencemooh dan melirik aneh. Mereka nyaman dengan dirinya, tahu apa yang diinginkan dan cara merealisasikannya.
saya kepingin seperti mereka. ingin berjilbab panjang sesuai syariat, mengenakan rok, membuang semua celana jeans saya, berhenti menggunakan make up, selalu memakai kaos kaki, dan bagi saya itu semua terlihat sangat chic, bersih dan very fashionable!
wajah2 mereka terlihat putih bersih dan bersinar. saya tidak lebay atau melebih2kan tapi memang auranya beda. berada didekat mereka, terasa damai dan tenang. entah kenapa..
alhamdulillah saya memiliki banyak teman seperti itu. bukan berarti saya tidak mau berteman dengan yang berjilbab pendek, tidak berjilbab pun saya temani dan bahkan beberapa sahabat saya adalah non muslim. namun, adakalanya saya merasa diri ini terperosok cukup jauh dan butuh tangan2 yang bisa menarik saya kembali.. itu saat ketika hati ini mulai terasa mengeras dan ingin ada yang melembutkannya, saya ingin diajak kembali mengingat akhirat.
kembali ke teman saya yang tadi. ia seorang ibu 2 putri. ia sosok yang biasa-biasa saja, tapi ia lah yang banyak membuat saya tertampar hebat dengan perilaku dan kata2nya. Tidak... ia tidak menyakiti saya.. justru ia menggugah saya menuju kebaikan.
saya heran kenapa ia mau menyebarkan undangan pengajian sendirian dengan menggendong anak, while ia bisa menyuruh satpam komplek atau tukang ojek?
kenapa ia mau bersusah payah membuat buletin masjid while kita bisa langganan buletin serupa di tukang koran.. kenapa ia rela keluar dari pekerjaannya disebuah hotel dengan gaji sangat memadai, dan lebih memilih berjualan baju muslim dan jilbab di pinggir jalan...
saya tidak habis pikir kenapa semua itu dilakukannya dengan senyum dan wajah yang tidak pernah terlihat letih.. ia begitu menikmati berbelanja baju dagangan ditanah abang sambil membawa si bayi yang masih ASI.. berpanas-panasan dan peluh tanpa ada keluh sedikitpun. ketika akhirnya saya bertanya... apa jawabannya?
bahwa semua yang dilakukan hanya untuk membuat Allah SWT senang dan mencintai dirinya...
ia menyebar undangan pengajian sendiri karena tidak ingin ada informasi yang terlewat oleh warga yang diundang. ia mau menulis buletin karena ingin berbagi sedikit ilmu dan pengetahuan yang ia miliki. ia keluar dari pekerjaan karena mereka melarangnya mengenakan pakaian muslimah.
pada akhirnya saya merasa sangat malu. dan iri padanya. ia begitu ikhlas mengerjakan hal-hal yang menurut saya berat. karena kecintaannya yang begitu besar kepada Sang Khalik, semua terasa ringan. belum lagi ibadahnya, tidak hanya solat wajib, solat sunah pun tidak pernah ketinggalan. Sedangkan saya.. apa yang sudah saya perbuat? padahal usia saya sudah lebuh dari seperempat abad, padahal saya yang lebih dulu berhijab, padahal saya rutin ikut ceramah dan taklim...
speechless... *dan jd tambah ga ngantuk..*
Komentar